Diduga SAD Bersama Warga Luar Jarah Sawit Mitra APL 40 Ton per Hari, Polisi Amankan Satu Mobil

LENSAONE.ID – BATANG HARI – Dugaan pencurian buah sawit kembali mencuat di areal perkebunan APL, tepatnya di Afdeling VII. Rabu (17/9/2025) sore, tim patroli perusahaan mendapati kelompok Suku Anak Dalam (SAD) bersama sejumlah warga tengah mengumpulkan buah sawit untuk dimuat ke mobil yang sudah disiapkan di luar kebun. Informasi awal menyebutkan, ada tiga kendaraan yang digunakan untuk mengangkut hasil curian tersebut.

 

Menyadari potensi keributan, Ketua Koperasi Kelapo Mandiri, Abdul Muthalib, bersama wakilnya, M.H. Fahmi Lubis, segera melapor ke Polsek Maro Sebo Ulu. Langkah ini diambil guna menghindari bentrokan langsung antara tim patroli perusahaan dengan kelompok pelaku yang jumlahnya cukup banyak.

 

Kapolsek Maro Sebo Ulu, AKP Safrizal, merespons cepat laporan itu dengan menurunkan personel ke lokasi. Aparat bersama perwakilan koperasi dan pihak kebun langsung bergerak ke Afdeling VII untuk menghentikan aksi pencurian sekaligus mengamankan barang bukti.

 

Setiba di lokasi, petugas mendapati beberapa mobil sudah terisi penuh dengan tandan buah sawit. Upaya pengamanan sempat diwarnai perdebatan karena kelompok SAD berusaha mempertahankan kendaraan bermuatan sawit tersebut. Suasana memanas, namun berhasil dikendalikan aparat.

 

Polisi akhirnya hanya dapat mengamankan satu unit mobil bermuatan sawit, sementara dua kendaraan lain tetap dikuasai kelompok SAD dan warga yang terlibat. Mobil yang diamankan kemudian dibawa ke Polsek sebagai barang bukti untuk proses hukum lebih lanjut.

 

Aksi pencurian sawit di Afdeling VI dan VII dinilai semakin meresahkan. Tindakan kelompok SAD tersebut disebut merugikan tiga koperasi dari tiga desa, yakni Padang Kelapo (Koperasi Kelapo Mandiri), Peninjauan (Koperasi Lubuk Intan), dan Kampung Baru (Koperasi Trimulya). Kondisi ini dikhawatirkan dapat memicu konflik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.

 

Menurut M.H. Fahmi Lubis, pencurian sawit di Afdeling VII ditaksir mencapai 40 ton per hari. Jumlah itu dinilai sangat merugikan dan tidak bisa dibiarkan berlarut. Ia mendesak aparat dan pihak terkait mengambil langkah tegas agar kasus pencurian tidak semakin meluas di kawasan perkebunan APL.

(Reporter:Hendri)